Sejarah Minuman Berkarbonasi
Minuman berkarbonasi atau minuman bersoda ditemukan tahun 1770 oleh seorang ilmuwan Inggris Joseph Priestley kemudian disempurnakan oleh John Mervin Noorth yang juga ilmuwan dari Inggris yang sekaligus membuat alat untuk memproduksi air soda untuk dikomersilkan di bidang farmasi.
Minuman berkarbonasi atau sparkling beverage mempunyai arti minuman yang mengandung karbondioksida. Soda (H2CO3) mengandung 2 unsur utama, yaitu air dan gas karbondioksida. Air soda dibuat dengan melarutkan gas karbondioksida ke dalam tekanan tinggi sehingga gas karbondioksida akan membentuk asam karbonat yang menyebabkan sensasi menggigit pada saat diminum.
Kandungan Gizi Minuman Berkarbonasi, adakah ?
Minuman berkarbonasi
tidak memiliki kandungan gizi. Minuman berkarbonasi hanya memiliki kadar gula yang tinggi, lebih asam dan banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna. Karena berkadar gula tinggi maka hanya menghasilkan energy bagi tubuh. Dalam 300ml minuman bersoda mengandung kalori setara 7-9 sendok gula pasir. Kebutuhan tubuh terhadap gula per hari hanya 2-3 sendok.
Minuman bersoda memiliki ph atau keasaman yang rendah yaitu 2,5- 3,5. Keasaman tubuh 6,9-7,4 sehingga ketika dikonsumsi tubuh akan berusaha menetralisir dengan cara mengambil kalsium di dalam tubuh yang berakibat cadangan kalsium dalam tubuh akan berkurang.
Kafein juga terkandung dalam minuman soda terutama jenis coffe cream dan cola. Terlalu banyak dikonsumsi menyebabkan penyakit jantung koroner.
Sodium benzoate sejenis bahan pengawet 2000mg/kg, bahan pewarna dan perasa sintetis juga ada dalam minuman soda.
Minuman bersoda lebih nikmat dikonsumsi dingin. Kebiasaan ini menghambat kerja enzim dan memberi tekanan pada sistem pencernaan yang berakibat makanan yang dicerna lebih sedikit, sehingga meningkatkan nafsu makan yang berakibat obesitas.
Adakah efek samping minuman berkarbonasi ?
Minuman berkarbonasi apabila terlalu sering dikonsumsi akan berakibat sbb:
- Meningkatkan obesitas. Kadar gula tinggi dan menghambat enzim dan member tekanan pada system pencernaan
- Penyakit degenerative. Gula tinggi menyebabkan diabetes, kafein tinggi menyebabkan penyakit jantung koroner, dan bahan pengawet menyebabkan kanker.
- Ketergantungan kafein. Kafein yang dikonsunsi berlebih akan menimbulkan ketergantungan.
- Mempercepat esteoporosis. Ph rendahnya menyebabkan tubuh mengambil cadangan kalsium dalam tulang, sehingga tulang kekurangan kalsium dan mengalami osteoporosis/keropos tulang
- Mengganggu fungsi ginjal. Karena ph rendah dan kalsium yang sulit dicerna akan menumpuk di ginjal, berakibat penyakit batu ginjal. Asam fosfat, zat pewarna dan pengawet berlebih dapat juga merusak ginjal.
- Merusak gigi. Kandungan gula tinggi menyebabkan karies gigi. Kandungan asam merusak email gigi.
- Mengandung bahan beracun. Dikategorikan bahan beracun, Flame retardant adalah bahan pencegah kebakaran yang digunakan dalam termoset, termoplastik, tekstil, pelapisan dan minuman soda. Dan terdaftar sebagai BVO (brominated vegetable oil) yang berfungsi mencegah perasa buatanterpisah dari cairan secara keseluruhan. Konsumsi berlebih akan berkibat keracunan bromida dengan ditandai hilangnya ingatan, gangguan saraf dan perubahan abnormal pada kulit.
- Bersifat diuretic, yaitu membuat cairan dalam tubuh banyak keluar melalui urin. Sehingga tubuh akan mengalami dehidrasi apabila tidak diimbangi konsumsi air putih yang banyak.
Nah sudah jelas bukan mengenai minuman berkarbonasi? Konsumsi minuman berkarbonasi sesekali boleh aja asal tidak menjadi ketergantungan.